Rabu, 23 Oktober 2013

Kebun (Perasaan) Binatang

Aku belum bisa menulis tentang yang lain kecuali bercerita.
Apa pun yang dapat kau petik, petiklah. Apa pun persepsi yang terbentuk, biarkanlah.

"Sudah kubilang, aku menyukai hal-hal yang kuno. Aku suka lagu lama, suka cerita lama, dan segalanya yang sudah termakan jaman.
Aku suka puisi, aku suka cerita pendek, aku lebih menyukai novel, aku suka lukisan, aku suka sketsa, aku suka drama, aku suka orkestra, aku suka akustik, aku suka rock n roll, aku suka Marilyn Monroe, aku suka Elvis Presley, aku suka banyak dan semuanya lampau.
Jika kebetulan sama dengannya, itulah mengapa aku bersama dengannya".

Kemarin beberapa hari yang lalu, saat sarapan, aku mendengar kicau burung. Entah burung apa, aku tidak tahu, tapi suaranya menggelitik sampai ke dalam hati. Tiba-tiba aku ingin memelihara burung.
Tapi tak pernah tega membiarkan burung tinggal dalam sangkar dan tidak bebas terbang kemana dia mau. Aku tidak mau dihibur suara burung yang merasa terkekang. Kalau pun burung itu nyaman berada di sangkarnya, tentu hanya karena makan tak perlu cari. Atau merasa terlindungi dari ancaman pemangsa. Tapi aku samasekali tidak bisa menerjemahkan bahasa burung. Cari saja matanya, tatap, lalu baca apa yang dia mau. hehehe.

Sebelumnya, aku tidak pernah ke kebun binatang. Lalu suatu waktu, teman-temanku pergi mengajak liburan ke kebun binatang. Ku lihat beberapa monyet bergelantungan dan memanjat pohon. Kelihatannya bahagia. Kelihatannya. Lalu aku melihat beberapa zebra yang sedang makan bersama. Dan banyak lagi binatang-binatang yang berkumpul dengan kawanannya masing-masing. Aku senang lihat binatang. Tapi ketika sampai ke kandang macan, aku sedih. Seakan kehilangan kegarangannya, macan itu hanya duduk-duduk tenang. Matanya bahkan tidak memancarkan gairah apa pun. Aku lupa macan jenis apa, atau mungkin malah harimau yang kukira macan. Aku memang tidak hebat dalam mengingat nama-nama, apalagi waktu itu aku tidak membawa alat tulis dan terlalu malas mengeluarkan Hp untuk mencatatnya. Seakan tahu (atau sok tahu) tentang perasaan si macan, aku bahkan merasa kesepian. Bayangkan, dia sendiri, tanpa arena untuk bertualang. Dan macan, kau tahu, macan bukan kucing anggora yang manja! Tentu dia tidak suka berada di kandang--yah walaupun kandangnya lumayan besar dan dibuat seakan hutan rimba. Rasanya ingin sekali kubawa ke hutan afrika sana.

Jalan sedikit, aku temui kandang singa putih. Aku tambah sedih. Singa putih itu berjumlah dua atau tiga ekor. Juga duduk duduk mengantuk tanpa semangat. Seakan bisa menembus matanya, aku tahu sekali dia bosan. Entah berapa tahun dikurung dan hanya jadi tontonan. Sampai pada perjalanan ini, aku jadi tidak suka ke kebun binatang. Kok malah jadi sedih.

Bukan hanya itu, lalu aku melihat jenis monyet bulu putih lucu yang diam sendiri di kandang. Duduk sedih tanpa ada yang temani. Puncak kesedihan dan membuatku tidak ingin lagi berlibur ke kebun binatang adalah, saat melihat anak gajah tidur sendiri. Dia seperti putus asa dan tidak tahu akan melakukan apa pada hidupnya. Mengenaskan rasanya hati ini. Mungkin beberapa orang biasa saja, kenapa aku gelisah seperti ini juga aku tidak tahu. Akhirnya aku ceritakan perasaan konyol ini pada teman terdekatku. Dia bilang, dia juga pernah ke kebun binatang, tidak berjalan kaki sepertiku, jelas bukan di kebun binatang yang kukunjungi. Aku lupa dia menyebut kebun binatang yang mana, yang jelas, jalan-jalannya pakai kereta yang kacanya tertutup katanya. Dia bilang seru sekali. Seperti memasuki hutan belantara dan bertemu binatang-binatang liar. Dia malah senang sekali ke kebun binatang karena itu. Aku pikir, mungkin karena dia pergi di masa kecilnya dan tidak memikirkan kegelisahan atau tidak bisa membaca kegelisahan karena ya dia anak kecil. Dan sedang bahagia diajak berlibur kedua orang tua.

Aku tidak bisa melupakan singa putih, macan, monyet bulu putih dan terutama gajah kecil itu. Juga kegelisahanku setiap kali menembus mata-mata kosong yang menyiratkan lebih dari verbal.

*ps: aku menyesal telah lebih banyak membaca matamu daripada smsmu.






Gajah, sini ku peluk...

Minggu, 06 Oktober 2013

Pekerjaanku Beberapa Waktu Ini...

Selain disibukkan sama tugas kuliah, kerjaanku beberapa waktu ini ngutak-ngatik foto dan memperdalam photoshop, satu lagi yang paling kupelajari: make up!!!
Banyak sudah 'korban' pembelajaranku yang dengan sukarela ku preteli :D

Anggun dalam balutan etnik, yang membuat dia lebih lebih dewasa dari umur aslinya.
  





Ini Rani, 'korban' berikutnya. Katanya dia pengin foto pake lipstik merah, yaudah kujadikan seperti itu he he he.

Favoritku: oldies style. Rani kujadikan cewek jadul :D


Untuk foto+make up si Anggun, biasanya take 2 hours. Pas eksekusi si Rani, hampir 4 jam. Wah sampe mood ku hampir hilang :D tapi yang penting mereka bahagia, kan berasa jadi model majalah gitu :p jangan kapok jadi korbanku ya :D