Sabtu, 17 Agustus 2013

"semua akan baik saja" such a magic words

Minggu malam Malang hujan pukul 10:46
Bukan mau menceritakan cerita hidupku, bukan mau menceritakan perasaan atau hatiku, bukan mau menceritakan kerisauan pikiranku, bukan mau menceritakan kerinduan yang tak tahu pada apa siapa atau mengapa, bukan mau menumpahkan kemuakan atau kebencian atas ketidakadilan yang biasanya terjadi dimana-mana, bukan mau mengeluh atas semua yang tidak bisa kumiliki, bukan mau memarahi diriku karena kurang dari kelebihan, bukan mau menghakimi atas ketidakmampuanku dalam menghadapi masalah, bukan mau memberitahumu bahwa aku butuh kekuatan untuk tetap bertahan. Bukan. Bukan, bukan, bukan, bukan seperti itu, bukan seperti pikiranmu.

Lao Tzu, filsuf china mengatakan "Memahami orang lain adalah kebijaksanaan, memahami diri sendiri adalah pencerahan". Mungkin aku belum cukup bijak untuk memahami orang lain, dan aku belum mendapat pencerahan untuk memahami diri sendiri. Maaf, aku tidak tau apa yang membuatku begitu sibuk hingga seakan-akan banyak sekali hal yang terbengkalai. Mungkin aku terlalu asyik berenang mengikuti arus. Kupikir, lebih mudah berenang mengikuti arus daripada melawan arus. Orang-orang dan keadaan disekitarku cepat berubah, maka kupikir aku juga harus berubah. Kubaca dari Confusius, seorang filsuf yang juga berasal dari china mengatakan "Hanya orang yang paling bijaksana dan yang paling bodoh yang tidak pernah berubah" hahaha berarti aku dan orang-orang yang berubah disekitarku bukanlah orang yang paling bodoh dan juga orang yang belum cukup bijak.

Oh mungkin, mungkin saja aku sibuk menjalani hidup berdasarkan harapan-harapan orang lain sehingga aku melupakan harapan-harapanku dan aku lupa melalui jalan hidupku sendiri. Benar, itu kulakukan untuk membuat orang-orang nyaman didekatku. Bukankah berenang mengikuti arus lebih mudah dibanding melawan arus? hahaha. Mungkin juga aku salah mengartikan kutipan itu.
Kubaca juga, "sebenarnya apa yang tidak kamu lihat itu lebih penting daripada yang kau lihat". Bagaimana? bisanya yang tidak kita lihat menjadi lebih penting, kan kita tidak lihat?. Pikirku, berarti kita harus lebih percaya pada apa yang tidak kita lihat dan mengabaikan apa yang kita lihat. Tapi menurutku juga, apa yang kita lihat adalah fakta yang ditunjukkan. Jadi? mengandalkan kepercayaan dan keyakinan serta perasaan sajakah kita?

Kepercayaan tidak dibuat, dia dilahirkan. Kalau kamu tidak percaya, jangan dipaksa untuk percaya. Keyakinan datang dari hati, dia tidak datang dari paksaan atau doktrin dari orang lain. Yang hatimu katakan, itulah keyakinan. Yang orang bilang, biarkan saja, kadang orang merasa lebih mengerti keadaan kita daripada kita sendiri, bagaimana bisa? mungkin memang bisa, tapi lebih sering tidak bisa. Dan perasaan. Bagaimana mungkin kita mengandalkan perasaan? siapa mau membicarakan tentang perasaan yang kian hari kian tidak menentu? Aku tidak.

Banyak sekali kesalahpahaman yang telah terjadi sampai yang terburuk adalah mengakibatkan konflik tak berujung. Memang sememang-memang, hati manusia tidak ada yang tahu seberapa dalam ketulusan atau bahkan kebengisannya. Sejauh ini, aku hanya bisa berusaha berjiwa besar, berlapang dada, dan mengikhlaskan. Ketahuilah, ketiga hal itu adalah hal paling sederhana dan yang paling sulit dilakukan oleh setiap orang. Terakhir, saat aku juga merasa tidak mampu melakukan ketiga hal itu, i just think to myself; "everything's gonna be allright". Klasik. Tapi itu satu-satunya pikiran yang paling sederhana dalam kehidupan yang dirasa kian rumit.

Ps: untuk matahari yang panas, aku juga sering merindukanmu. Aku mau lihat kulitku semakin cokelat.
17 Juni 2013

Jumat, 09 Agustus 2013

Rindu yang Terlarang

Ku dengar lagu Broery Marantika berduet dengan Dewi Yull, dua penyanyi legendaris Indonesia yang lagu-lagunya sudah ditelan lagu modern. Aku suka mendengarkan lagu-lagu jaman dulu. Dengarkan liriknya yang sederhana dan musiknya yang mendayu-dayu. Rasa damai saja kalau mendengarnya. Dan memang, lagu-lagu Broery itu keren.

 nih liriknya

Sekian lama sudah kita telah berpisah
Ku rasa kini kau tak sendiri lagi 
Aku pun kini seperti diri mu 
Satu hati telah mengisi hidup ku

 Ini berarti, dua orang ini sudah saling punya pacar. Yah, tiba-tiba saja saya merasa punya pacar dan pacar saya menyanyikan lagu ini dengan pacar orang -___-

Tak perlu engkau tahu rasa rindu ini 
Dan lagi mungkin kini kau telah bahagia 
Namun andai kau dengar syair lagu ini
Jujur saja aku sangat merinduikan mu 
  
Ini sudah tanda-tanda cinta lama belum kelar. Tanda-tanda firasatku sudah mulai merangsang kelakuan pacarku dengan pacar orang lain itu -__-
 
Memang tak pantas menghayal tentang diri mu 
Sebab kau tak lagi seperti yang dulu 
Kendati berat rasa rindu ku pada mu
Biarkan ku hadang rindu ku terlarang 

Nah ini mereka sudah tau diri kalau tidak boleh menyeleweng. Kalau kataku ke setiap orang-orang yang ketemu sama mantan atau teman yang hampir sudah mau jadian; "Jujur saja, meski tiga kali helaan napas, kamu sempat mengingat setiap kenangan manis yang pernah kalian buat"
 
Biar ku simpan saja
Biar ku pendam sudah 
Terlarang sudah rindu ku pada mu 


Ternyata banyak rahasia yang pacarku dan pacarmu simpan, kawan.

Ku isi kan rindu di hati ku
Ku harap tiada seorang pun tahu 
Biar ku simpan saja
Biar ku pendam sudah 
Oh terlarang sudah rindu ku pada mu

Sampai disini, firasat hanya tinggal firasat. Pacarku dan pacarmu saling merindukan. Meski dalam 3 kali helaan napas atau dibawa sampai bantal.

Berakhir lagunya, berakhir pula khayalanku tentang pacarku. Wah mengerikan kalau kenyataan. Walaupun liriknya sering tragis, tetap juga kudengarkan lagu-lagu lawas mendayu itu. Lalu mengkhayal, lalu ber-istighfar.

*ps: entah kenapa post malam ini rancu. hahaha firasat oh firasat. mereka hancurkan rasionalku.

Kamis, 08 Agustus 2013

Biar kuperjelas...

Bahasa inggrisnya, long long time ago...
Blog ini sebenarnya bertujuan untuk bercerita tentang kejadian-kejadian yang kualami. Bukan ingin menilai diri, tapi ini berdasarkan pendapat-pendapat teman lama maupun teman baruku; kata teman lamaku "kamu gila" dan kata teman baruku "kamu cuek". Ya cukup saja sampai disitu, jadi, blog ini bukan lagi tentang aku, tapi tentang tulisanku. Bukan tentang kehidupanku, tapi tentang kehidupan manusia. Bukan tentang perasaanku, tapi tentang perasaan dalam tulisanku. Ah, pokoknya sekedar cerita bukan sekedar hidup.
Teman lamaku bilang "Kamu kok suka bonding", teman baruku bilang "kamu kok perhatiin rambut aja". Dari situ, biarlah blog ini tetap "Barbie Bonding" meskipun konsep isi dan blog tittle-nya sekarang sudah agak melenceng dari tujuan pertama saat dibikin dulu. hehehe

Pokoknya baca aja kalo pengin baca. Jadikan gosip saat makan siang bersama juga selalu bisa. Atau apalah. Anything you want. Selama kau tidak mengganggu hidupku dan tidak membuatku marah, aku tidak akan mau campuri hidupmu.

Menulislah!

Keadaan sedang tidak mendukung waktu aku sedang menulis malam ini. Cuaca dingin berangin mungkin sebentar lagi hujan. Sama dengan hatiku. Tapi aku bohong, karena aku samasekali tidak ingin membuat analogi apapun tentang hati ini. Ah -___-

Lama aku tidak menulis. Rasa-rasanya tidak bisa lagi merangkai kata, tidak mau lagi ungkapkan rasa, tidak mau lagi menyusun cerita, tidak ingin berbagi, terlebih tidak ingin membaca, dan yang terakhir; tidak ingin mengingat.

Aku sudah terbiasa menulis buku harian mungkin sejak setelah aku baru bisa menulis. Aku tulis semua perasaanku dalam buku-buku yang kadang ada gemboknya, ada kode bak berangkas yang paling berharga, atau ku taruh buku itu ditempat yang hanya aku yang dapat menemukannya. Pokoknya rahasia. Dan jika aku sudah menulis sampai halaman terakhir, aku suka membacanya lagi dari halaman pertama. Kalimat yang sering bersuara dalam hati saat membaca ulang buku harian itu; "hah. beginikah perasaanku?" maka dari buku-buku itulah aku tahu kejadian-kejadian yang kualami dan seringkali kulupakan. Saat membacanya, tentu dan sangat pasti, aku akan mengingatnya kembali.

Kulihat buku harian terakhirku. Sekitar tiga bulan lamanya aku tidak lagi mengisinya. Satu-satu alasannya adalah karena aku tidak mau mengingat kejadian-kejadian 3 bulan belakangan ini. Kalau kutulis, mungkin jiwaku akan terus menerus berisi dendam yang tidak juga padam. Bahaya.

Setelah vacum selama itu, aku tidak menghasilkan apapun kecuali semangat yang padam. Ini juga bahaya. Maka kutulis sedikit kegelisahanku disini. Siapapun yang membaca, pasti tidak akan pedulikan, atau mungkin berakhir menjadi gosip sampah pada makan siang mereka. Entah.