Kamis, 21 Maret 2013

Bloody Monroe

Post terakhir, saya tulis dengan tergesa-gesa sehingga setelah saya baca ulang, saya tidak yakin pesannya akan sampai kepada pembaca. Saya selalu menulis saat memiliki emosi. Jarang sekali menulis saat tidak merasakan apa-apa. Tapi saya tidak akan merevisi post terakhir karena saya suka menjaga ke-otentik-an sesuatu (mungkin juga ke-otentikan perasaan saya).

Hari ini 22 Maret 2013. Semalam tiba-tiba saja saya browsing mencari Marylin Monroe picture. Saya tidak begitu tau tentang wanita seksi ini, hanya saja saya selalu merasa tertarik dengan warna merah. Lalu saya memilih picture yang ini



Marylin Monroe terlihat sangat cantik dengan bibir merah dan mata sayu yang menggoda. Rambut itu... i can't say anywords. Paket seksi.

Pagi ini, saya bangun lagi dengan perasaan aneh. Iya, malam-malam sebelumnya saya bermimpi aneh, termasuk malam ini. Bukannya tidak berdoa sebelum tidur-saya selalu berdoa kok. Mungkin mimpi itu datang karena saya terlalu memikirkannya. Semoga.
Masih dengan perasaan aneh, saya mengingat teman-teman baru saya dikampus; Septia, Disya, Iga, Ila, Nisa, Rani, Wilda, dan Okta. Beberapa bulan ini kami berisik sekali dikelas. Kami selalu membicarakan hal-hal konyol dan tertawa tanpa alasan yang lucu atau mungkin memang benar-benar lucu. Dengan mereka, saya merasa punya teman. Maklum, didaerah rantau.
Banyak alasan mengapa saya suka berada disekitar mereka. Mungkin nanti saya akan semakin menyayangi mereka. Dan saat itulah saya akan memberitahu lebih banyak tentang pribadi mereka. (Jablayers, thx for bring enjoy :) )

Untuk tiga hari yang akan datang, saya benci kepalsuan. Tapi saya pun harus ikut melahapnya. Banyak kekecewaan yang kami telan karena saling menghargai perasaan maupun kelelahan masing-masing. Saya menjiwainya, termasuk segala kelemahannya. Tapi saya tidak bisa masuk dalam keresahan dan kegelisahannya. Everyday i'm trying to be his best.
Beberapa hari yang lalu tanpa sengaja, saya membuka buku hijau dan membaca tulisan saya sendiri "Untuk apa aku bebas di alam bebas kalau hanya sendiri". Saya pelupa, jadi ada buku untuk mengingatkan apa saja hal yang harus saya lakukan. Saya baru menyadari kenapa saya selalu berusaha ada disetiap bermacam keadaannya. Ya, ternyata begitu. Tapi sayangnya, beberapa minggu sebelum itu saya tau kalau dia meminta ruang agar bisa bebas mencintai. Saya tidak mengerti lagi.
Saya tidak bisa lagi bebas bertanya padanya, saya tidak bisa lagi bebas menunjukkan perasaan saya yang sesungguhnya padanya. Sungkan. Saya merasa mengenal dia, tapi jauh didalam hati, ternyata tidak. Klasik memang. Tapi saya tidak mau menyerah, dan saya memang seperti itu sampai dia tidak lagi mempertahankan saya. (mempertahankan saya; mungkin itu satu-satunya bentuk cintanya yang bisa membuat saya tetap bertahan). My night, i lost you.

Hari ini saya kuliah jam 1 siang. Dan saya selalu semangat seperti hai-hari biasanya. Semangat-semangat itu tercipta dari banyak hal yang membuat saya "terbakar". Semangat-semangat itulah yang saya sebut "Bloody Monroe"

*ps: Monroe berdarah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar