Minggu malam Malang hujan pukul 10:46
Bukan mau menceritakan cerita hidupku, bukan mau menceritakan perasaan atau
hatiku, bukan mau menceritakan kerisauan pikiranku, bukan mau menceritakan
kerinduan yang tak tahu pada apa siapa atau mengapa, bukan mau menumpahkan
kemuakan atau kebencian atas ketidakadilan yang biasanya terjadi dimana-mana,
bukan mau mengeluh atas semua yang tidak bisa kumiliki, bukan mau memarahi
diriku karena kurang dari kelebihan, bukan mau menghakimi atas ketidakmampuanku
dalam menghadapi masalah, bukan mau memberitahumu bahwa aku butuh kekuatan
untuk tetap bertahan. Bukan. Bukan, bukan, bukan, bukan seperti itu, bukan
seperti pikiranmu.
Lao Tzu, filsuf china mengatakan "Memahami orang lain adalah
kebijaksanaan, memahami diri sendiri adalah pencerahan". Mungkin aku belum
cukup bijak untuk memahami orang lain, dan aku belum mendapat pencerahan untuk
memahami diri sendiri. Maaf, aku tidak tau apa yang membuatku begitu sibuk
hingga seakan-akan banyak sekali hal yang terbengkalai. Mungkin aku terlalu
asyik berenang mengikuti arus. Kupikir, lebih mudah berenang mengikuti arus
daripada melawan arus. Orang-orang dan keadaan disekitarku cepat berubah, maka
kupikir aku juga harus berubah. Kubaca dari Confusius, seorang filsuf yang juga
berasal dari china mengatakan "Hanya orang yang paling bijaksana dan yang
paling bodoh yang tidak pernah berubah" hahaha berarti aku dan orang-orang
yang berubah disekitarku bukanlah orang yang paling bodoh dan juga orang yang
belum cukup bijak.
Oh mungkin, mungkin saja aku sibuk menjalani hidup berdasarkan
harapan-harapan orang lain sehingga aku melupakan harapan-harapanku dan aku
lupa melalui jalan hidupku sendiri. Benar, itu kulakukan untuk membuat
orang-orang nyaman didekatku. Bukankah berenang mengikuti arus lebih mudah
dibanding melawan arus? hahaha. Mungkin juga aku salah mengartikan kutipan itu.
Kubaca juga, "sebenarnya apa yang tidak kamu lihat itu lebih penting
daripada yang kau lihat". Bagaimana? bisanya yang tidak kita lihat menjadi
lebih penting, kan kita tidak lihat?. Pikirku, berarti kita harus lebih percaya
pada apa yang tidak kita lihat dan mengabaikan apa yang kita lihat. Tapi
menurutku juga, apa yang kita lihat adalah fakta yang ditunjukkan. Jadi?
mengandalkan kepercayaan dan keyakinan serta perasaan sajakah kita?
Kepercayaan tidak dibuat, dia dilahirkan. Kalau kamu tidak percaya, jangan
dipaksa untuk percaya. Keyakinan datang dari hati, dia tidak datang dari
paksaan atau doktrin dari orang lain. Yang hatimu katakan, itulah keyakinan.
Yang orang bilang, biarkan saja, kadang orang merasa lebih mengerti keadaan
kita daripada kita sendiri, bagaimana bisa? mungkin memang bisa, tapi lebih
sering tidak bisa. Dan perasaan. Bagaimana mungkin kita mengandalkan perasaan?
siapa mau membicarakan tentang perasaan yang kian hari kian tidak menentu? Aku
tidak.
Banyak sekali kesalahpahaman yang telah terjadi sampai yang terburuk adalah
mengakibatkan konflik tak berujung. Memang sememang-memang, hati manusia tidak
ada yang tahu seberapa dalam ketulusan atau bahkan kebengisannya. Sejauh ini,
aku hanya bisa berusaha berjiwa besar, berlapang dada, dan mengikhlaskan.
Ketahuilah, ketiga hal itu adalah hal paling sederhana dan yang paling sulit
dilakukan oleh setiap orang. Terakhir, saat aku juga merasa tidak mampu
melakukan ketiga hal itu, i just think to myself; "everything's gonna be
allright". Klasik. Tapi itu satu-satunya pikiran yang paling sederhana
dalam kehidupan yang dirasa kian rumit.
Ps: untuk matahari yang panas, aku juga sering merindukanmu. Aku mau lihat
kulitku semakin cokelat.
17 Juni 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar