Selasa, 11 Maret 2014

Malam

Belum ada malam istimewa yang datang. Bukan, bukan malam istimewa romantis yang kau bayangkan. Malam-malam belakangan ini selalu pendek. Sebelum Aku mengantuk, ternyata jam menunjukkan sudah hampir pagi. Sebelum Aku puas tidur, ternyata siang sudah melumat embun. Lalu besoknya Aku coba bikin malam yang panjang. Yang istimewa.
Keesokannya malam tetap sama saja. Bertemu ditengahnya, lalu tiba-tiba sudah diakhiri pagi. Malam-malam itu kenapa begitu-gitu saja. Paling-paling ada bulan penuh atau setengah penuh dengan bintang-bintang. Atau bulan sabit yang membentuk senyuman tipis tapi tanpa bintang. Itu pun belum cukup istimewa. Besok akan kucoba membikin malam yang panjang lagi. Dan tentu yang istimewa.
Sekarang sudah malam lagi. Setelah tadi Aku tidak bangun menghirup embun. Setelah Aku tidak berkeringat karena matari siang. Setelah Aku melewatkan senja yang megah. Aku sampai pada malam yang ingin kubikin menjadi panjang. Caranya, ada beberapa tulisan yang kutulis kembali. Tidak untuk dibaca orang, tentu hanya untukku. Aku menulis menulis dan terus menulis sampai tanganku pegal. Lalu Aku baca lagi. Ada kebahagiaan dalam coretan-coretan itu. Ada tinta merah. Dan tentu, ada mimpi lalu penyesalan. Aduh Aku jadi bosan. Tulisan-tulisan itu tidak bermakna. Tidak berfungsi. Tidak penting. Aku akan gagal lagi membuat malam yang panjang dan istimewa itu.
Diantara perasaan was-was, Aku tidak berani tidur. Bukan untuk menunggu pagi, tapi untuk memanjangkan malam. Ini pekerjaan yang sungguh sulit! Aku hampir saja menyerah. Kalau saja bukan karena takut bermimpi, Aku akan segera tidur. Tapi mimpi-mimpi itu sudah memendekkan malam-malamku dan memaksa Aku untuk melakukan ini. Yah...setidaknya Aku tidak berharap Kau temani. Hanya saja, malam-malam belakangan ini sungguh sulit ditaklukkan. Dia laksana lubang gelap yang selalu meminta ditemani. Jika terpelet, Kau seperti akan jatuh dalam gelap lubangnya dan tidak bisa keluar sampai ternyata besoknya Kau tidak bertemu pagi. Kau sudah sibuk menemaninya.

Aku lupa, ingin mengingat tapi ingat apa. Hahaha. Oh iya, memanjangkan malam! Tapi tidak mau yang istimewa. Dua puluh lima, malam itu akan segera datang. Dan semoga tidak panjang dan istimewa. Lebih baik jatuh dalam dalam nanti malam daripada nanti kita ketemu di dua puluh lima. Aku pamit dulu. Sudah malam...

*ps : Aduh aku berkeliaran malam malam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar