Hendak
menghindar tapi melawan dengan apa, Aku tidak tau
Malah
bahagia seperti menghindar terlalu jauh
Jadi aku
putuskan untuk selalu sedih
Agar nanti
bosan sedih lalu bahagia bisa datang
Tapi apalah
Menunggu
sampai sebegini lamanya
Namun
bahagia belum juga mau menghampiri
Terlalu
birukah perasaan ini
Ah
menyebalkan dan bikin lelah
Sebenarnya
banyak tawaku
Tapi semua
orang tau bahwa tawa bukanlah ukuran kebahagiaan
Jadi Aku
sudah bosan menangis tapi belum pula sering bersujud
Lalu
kutulis saja
Berharap
seseorang membaca atau bahkan Tuhan yang berikan duli-Nya
Memang
tidak ingin ku pelihara kesedihan ini
Tapi entah
kenapa seakan menjadi pendamping paling serasi akhir-akhir ini
Kubaca
pada cerpen
“Sudikah
kau mengeccup bibir ini.....
Aih
kata-kata seindah itu
Belum lagi
Aku dapat menulis seperti itu
Tapi sudah
lebih biru saja hati ini
Bah tak
perlu kasihan!
Banyak
pula yang bersedih
Tapi yang
menikmati kesedihan seperti orang macam Aku ini,
Ah jarang
sekali kau temukan
Jadi lebih
baik jangan kau tinggalkan
*ps: ditulis pada 30 Januari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar